Kamis, 31 Januari 2013

Budidaya Buah Melon



Budidaya Buah Melon (ragambudidaya) -Tanaman melon membutuhkan curah hujan pada 2000-3000 mm/th dengan ketinggian area yang maksimal 200-900 mdpl. intensitas cahaya matahari berkisar pada 10-12 jam /hari. suhu maksimal untuk perkecambahan berkisar 28°-30°c, untuk perkembangan vegetatif 20-25°c serta untuk pembungaan 25°c. rasa melon yang manis dapat terwujud jika selisih suhu pada siang serta malam cukup tinggi. suhu pada siang hari untuk pembesaran 26°c hingga bisa menambah fotosintesis. namun suhu malam harinya 20°c untuk menghimpit sistem respirasi cadangan makanan. air amat diperlukan oleh tanaman ini dikarenakan 90% kandungan melon terdiri dari air. lokasi penanaman melon baiknya bukan hanya bekas tempat tanaman melon atau tanaman sefamili. sekurang-kurangnya telah diberakan sepanjang 2 th. untuk didapatkan hasil yang maksimal. 

Persiapan tehnis budidaya melon 
Pengukuran ph tanah dibutuhkan untuk memastikan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau ph rendah ( dibawah 6, 5 ). pengukuran dapat dikerjakan dengan kertas lakmus, ph mtr., atau cairan ph tester. pengambilan titik sampel dapat dikerjakan dengan langkah zigzag. 

Proses budidaya melon 

Persiapan lahan 
Persiapan tempat meliputi pembajakan serta penggaruan tanah, pembuatan bedengan kasar dengan lebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm serta lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian sejumlah 200 kg/rol mulsa php ( plastik hitam perak ) untuk tanah dengan ph dibawah 6, 5, pemberian pupuk kandang yang telah difermentasi sejumlah 40 ton/ha serta pupuk npk 15-15-15 sejumlah 150 kg/rol mulsa php, lantas dikerjakan pengadukan/pencacakan bedengan supaya pupuk yang telah diberikan bercampur dengan tanah, persiapan setelah itu pemasangan mulsa php, pembuatan lubang tanam dengan jarak tanam ideal untuk musim kemarau 60 cm kali 60 cm namun untuk musim penghujan dapat diperlebar 70 cm kali 70 cm serta lantas dikerjakan pemasangan ajir. pemasangan ajir yang disarankan dengan sistem ajir tegak agar kelembapan tanaman terjaga, masing2 ajir dikaitkan dengan gelagar. gelagar ini disamping menghubungkan ajir yang satu dengan yang lain juga berperan sebagai area penggantungan buah. supaya serangkaian ajir tersebut jadi kuat pada ajir sangat tepi serta tiap-tiap 4 ajir dipasang ajir penguat membentuk sudut ± 45°. 

Persiapan pembibitan serta penanaman 
Pada persiapan pembibitan diperlukan rumah atau sungkup pembibitan membuat perlindungan bibit yang tetap muda. lantas sediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, serta 150 g npk halus. media campuran dimasukkan ke didalam polibag semai. sebelum saat lakukan penyemaian benih, baiknya benih direndam didalam larutan fungisida sistemik memiliki bahan aktif simokanil atau metalaksil dengan dosis ½ dari dosis paling rendah yang disarankan pada kemasan sepanjang ± 6 jam, baru lantas benih disemai pada media. untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan media ditutup dengan kain goni ( dapat juga menggunakan mulsa php ) serta dijaga didalam situasi lembab. 

Pembukaan penutup permukaan media semai dikerjakan jika benih telah berkecambah, baru lantas benih disungkup menggunakan plastik transparan. pembukaan sungkup diawali pada jam 07. 00 - 09. 00, serta di buka lagi jam 15. 00-17. 00. usia 5 hari menyambut tanam sungkup mesti di buka dengan penuh untuk penguatan tanaman. penyiraman janganlah terlampau basah serta dikerjakan tiap-tiap pagi. penyemprotan dengan fungisida memiliki bahan aktif simoksanil serta insektisida memiliki bahan aktif imidakloprid pada usia 8 hss ( hari sesudah semai ) dengan dosis ½ dari dosis paling rendah. bibit yang telah mempunyai 4 helai daun sejati siap untuk geser tanam ke tempat. 


Pemeliharaan tanaman pada budidaya melon 

Penyulaman 
penyulaman dikerjakan s/d usia tanaman 2 minggu. tanaman yang telah terlampau tua jika tetap terus disulam menyebabkan perkembangan tidak seragam. serta dapat punya pengaruh pada pengendalian hama penyakit. 

Pengikatan serta pemangkasan tanaman 
Tanaman melon terhitung tanaman merambat dengan perkembangan yang cepat, karenanya sedini barangkali mesti telah segera diikatkan pada ajir, pengikatan dikerjakan tiap-tiap jarak 40 cm. 

Pemangkasan tanaman mempunyai tujuan untuk memelihara cabang cocok dengan yang dikehendaki. supaya sirkulasi hawa di lebih kurang arel pertanaman lancar maka disarankan memelihara satu cabang utama. pemangkasan cabang lateral diawali dari ruas ke-1 hingga ke-6. cabang lateral pada ruas ke-7 hingga ke-10 dipelihara sebagai area akan buah. akan buah diseleksi waktu ukuran buah sekurang-kurangnya sebesar telur, dipilih 2 buah yang prima. sesudah dikerjakan seleksi buah cabang lateral yang buahnya dipelihara dipangkas dengan tersisa 3 helai daun diatasnya. namun cabang lateral yang buahnya tidak dipelihara, yang satu dipangkas pada ruas ke 2 serta yang satunya lagi dipelihara sebagai cadangan daun untuk mengantisipasi kekurangan daun akibat serangan hama penyakit. pemangkasan cabang lateral dilanjutkan pada ruas ke-12 hingga ke-33. ujung cabang utama di atas ruas ke 33 lantas dipangkas. 

Buah melon butuh diikat pada gelagar untuk menolong batang tanaman menyangga beban buah. pengikatan dikerjakan pada cabang lateral yang terkait dengan tangkai buah membentuk huruf t. 

Sanitasi tempat serta pengairan 
sanitasi tempat pada budidaya melon meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air waktu musim hujan hingga tidak nampak genangan, pemangkasan daun serta pencabutan tanaman yang diserang hama 

Penyakit. 
pengairan diberikan dengan terukur, dengan penggenangan atau pengeleban 1 minggu sekali bila tidak turun hujan. penggenangan janganlah terlampau tinggi, batas penggenangan cuma 1/3 dari tinggi bedengan. 

Pemupukan susulan 
Pupuk akar diberikan dengan langkah pengocoran pada usia 15 hst, 25 hst serta 35 hst dengan dosis 3kg npk 15-15-15 serta 1kg zk dilarutkan didalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, setiap tanaman diberikan 200ml. 
Pupuk daun kandungan nitrogen tinggi diberikan pada usia 7 hst serta 24 hst, namun kandungan phospat, kalium serta mikro tinggi diberikan usia 20 hst, 30 hst serta 45 hst. 

Defisiensi unsur hara 

Kalium. tanaman melon membutuhkan unsur hara kalium didalam jumlah yang amat banyak. unsur ini bertindak didalam penyusunan protein serta karbohidrat. disamping itu pemberian unsur kalium yang cukup akan menambah mutu buah dan menambah ketahanan tanaman baik pada serangan hama penyakit ataupun kekeringan. kekurangan kalium ditandai dengan tanda-tanda pinggir daun jadi kuning muda, lantas beralih jadi kecoklatan, selanjutnya robek seolah bergerigi. untuk menangani kekurangan unsur hara ini bisa dikocor kno3, serta bisa juga dikerjakan penyemprotan pupuk daun yang memiliki kandungan kalium tinggi, contohnya pupuk mkp ( mono kalium pospat ). 

Magnesium. tanaman melon juga memerlukan unsur magnesium didalam jumlah yang relatif banyak. unsur ini berperan unsur membentuk klorofil ( zat hijau daun ) serta mengaktifkan enzim-enzim didalam sistem metabolisme. kekurangan unsur ini ditandai dengan klorosis di antara tulang daun, warna daun menguning, ada bercak merah kecoklatan namun tulang daun terus berwarna hijau. untuk menangani kekurangan unsur ini bisa dengan pengapuran serta penyemprotan pupuk daun yang memiliki kandungan magnesiun tinggi, contoh magnesium sulfat. 

pengendalian hama serta penyakit tanaman melon 

Hama tanaman melon 

1. Gangsir 
Gangsir menyerang batang tanaman muda terlebih pada tanaman yang baru saja geser tanam. serangannya dikerjakan saat malam hari, memotong batang tanaman namun tidak memakannya. hama ini bersembunyi didalam tanah membuat liang pada tanah, keberadaan gangsing bisa dicirikan ada onggokan tanah pada muka liang. langkah pengendaliannya yaitu dengan pemberian insektisida memiliki bahan aktif karbofuran sejumlah 1gram pada lubang tanam. 

2. Ulat tanah 
Hama type ini menyerang tanaman saat malam hari, namun pada siang harinya bersembunyi didalam tanah atau di balik mulsa php. ulat tanah menyerang batang tanaman yang tetap muda dengan langkah memotongnya, hingga kerap diberi nama juga ulat pemotong. langkah pengendaliannya yaitu dengan pemberian insektisida memiliki bahan aktif karbofuran sejumlah 1gram pada lubang tanam. 

3. Ulat grayak 
Ulat grayak menyerang daun tanaman berbarengan didalam jumlah yang amat banyak, ulat ini umumnya menyerang pada malam hari. pengendalian yang bisa dikerjakan yaitu dengan penyemprotan insektisida memiliki bahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis cocok panduan yang tercantum pada kemasan. 

4. Ulat jengkal 
Tanda-tanda serangan ulat ini ditandai pada pinggir daun muda ada bekas gigitan serangga yang semakin lama semakin jadi ke sedang sampai tersisa tulang daunnya. pengendalian yang bisa dikerjakan yaitu dengan penyemprotan insektisida memiliki bahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis cocok panduan yang tercantum pada kemasan. 

5. Thrips 
Serangan thrips ditandai karenanya ada bercak-bercak keperakan pada daun tanaman yang diserang. hama ini lebih senang mengisap cairan daun muda hingga mengakibatkan daun yang diserang mengeriting, selanjutnya tanaman jadi kerdil. pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida memiliki bahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis cocok panduan yang tercantum pada kemasan. 

6. Kutu daun 
Kutu daun mengisap cairan tanaman terlebih pada daun yang tetap muda, kotoran dari kutu ini berasa manis hingga menggundang semut. daun yang diserang alami klorosis( kuning ), menggulung serta mengeriting, selanjutnya tanaman jadi kerdil. pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida memiliki bahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis cocok panduan yang tercantum pada kemasan. 

7. Kutu kebul 
Hama ini berwarna putih, bersayap serta tubuhnya diselimuti serbuk putih layaknya lilin. kutu kebul menyerang serta menghisap cairan sel daun hingga beberapa sel serta jaringan daun rusak. pengendalian hama ini dengan langkah penyemprotan insektisida memiliki bahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis cocok panduan yang tercantum pada kemasan. 

8. Tungau 
Tungau bersembunyi di balik daun serta menghisap cairan daun. daun yang diserang berwarna kecoklatan serta terpelintir, dan pada permukaan bawah daun ada benang-benang halus berwarna merah atau kuning. pengendalian tungau bisa dikerjakan dengan penyemprotan insektisida akarisida memiliki bahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin dengan dosis cocok panduan yang tercantum pada kemasan. 

9. Kumbang daun 
Kumbang daun diberi nama juga oteng-oteng. serangannya ditandai karenanya ada bekas gigitan serangga membentuk guratan-guratan konsentris pada daun. tak hanya mengakibatkan kerusakan daun kumbang ini juga mengakibatkan kerusakan bunga melon. pengendaliannya dengan langkah penyemprotan insektisida memiliki bahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis cocok panduan yang tercantum pada kemasan. 


10. Lalat buah 
Lalat betina dewasa menyerang buah melon dengan langkah menyuntikkan telurnya ke didalam buah, lantas telur beralih jadi larva, telur-telur inilah yang selanjutnya menggerogoti buah melon hingga buah jadi busuk. pengendalian lalat buah bisa menggunakan perangkap lalat ( sexpheromone ), langkahnya : metil eugenol dimasukkan pada botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau bisa juga menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat ( contoh nangka, timun ) lantas digabung insektisida memiliki bahan aktif metomil. disamping itu juga bisa dikerjakan penyemprotan menggunakan insektisida memiliki bahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis cocok panduan yang tercantum pada kemasan. 

11. Tikus 
Tikus menyerang buah melon saat malam hari, pada siang hari umumnya hama ini bersembunyi didalam sarang. langkah pengendaliannya bisa dengan berikan umpan yang sudah digabung rodentisida, campuran ini ditaruh di depan lubang tikus yang tetap aktif, ditandai karenanya ada sisa-sisa makanan baru pada lubang atau tampak bekas dilewati tikus. disamping itu dapat juga dengan langkah, pada lubang sarang aktif diberi kabit, serta disiram dengan air lantas lubang ditutup dengan tanah supaya gas yang diakibatkan oleh karbit tidak keluar. 

12. Nematoda 
Serangan nematoda ditandai ada bintil-bintil pada akar. nematoda adalah cacing tanah yang berukuran amat kecil, hama ini adalah cacing parasit yang menyerang sisi akar tanaman. bekas gigitan cacing inilah yang selanjutnya mengakibatkan serangan sekunder, layaknya layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. langkah pengendalian nematoda yaitu dengan pemberian insektisida memiliki bahan aktif karbofuran sejumlah 1gram pada lubang tanam. 

Penyakit tanaman melon 

1. Rebah semai 
Rebah semai biasa menyerang tanaman melon pada fase pembibitan. langkah pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik memiliki bahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan dosis ½ dari dosis paling rendah yang tercantum pada kemasan. 

2. Layu bakteri 
Penyakit ini kerap menggagalkan tanaman, serangannya dikarenakan oleh bakteri. usaha pengendalian yang bisa dikerjakan diantaranya dengan menambah ph tanah, memusnahkan tanaman yang diserang, lakukan penggiliran tanaman dan penyemprotan dengan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis cocok pada kemasan. sebagai pencegahan, dengan biologi bisa diberikan trichoderma pada waktu persiapan tempat, pada usia 20hst serta 35 hst dikerjakan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, perumpamaan wonderfat dengan dosis cocok saran pada kemasan. 

3. Layu fusarium 
Tanda-tanda yang diakibatkan oleh layu fusarium nyaris sama juga dengan layu bakteri, yang membedakan hanya pemicunya. layu fusarium dikarenakan oleh serangan jamur. usaha pengendalian yang bisa dikerjakan diantaranya dengan menambah ph tanah, memusnahkan tanaman yang diserang, lakukan penggiliran tanaman dan penyemprotan dengan kimiawi menggunakan fungisida memiliki bahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida dengan dosis cocok pada kemasan. sebagai pencegahan, dengan biologi bisa diberikan trichoderma pada waktu persiapan tempat, pada usia 20hst serta 35 hst dikerjakan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, perumpamaan wonderfat dengan dosis cocok saran pada kemasan. 

4. Busuk phytopthora 
Penyakit ini menyerang seluruh sisi tanaman. batang yang diserang ditandai dengan bercak coklat kehitaman serta kebasah-basahan. serangan serius mengakibatkan tanaman layu. daun melon yang diserang layaknya tersiram air panas. buah yang diserang ditandai dengan bercak kebasah-basahan sebagai coklat kehitaman serta lunak. pengendalian dengan kimiawi menggunakan fungisida sistemik, perumpamaan bahan aktif yang dapat dipakai yaitu metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf serta fungisida kontak, perumpamaan bahan aktif yang dapat dipakai yaitu tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. 

5. Gummy stem blight 
Penyakit ini bermula dari sisi bawah batang tanaman yang terlihat layaknya tercelup minyak, setelah itu mengeluarkan cairan berwarna merah cokelat serta selanjutnya tanaman mati. daun yang diserang ditandai dengan bercak bundar melekuk ke didalam berwarna cokelat kehitaman lama kelamaan daun dapat jadi kering. pengendalian dengan kimiawi menggunakan fungisida sistemik, perumpamaan bahan aktif yang dapat dipakai yaitu benomil, metil tiofanat, karbendazim, tridemorf, difenokonazol, atau tebukonazol serta fungisida kontak memiliki bahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. 

6. Powdery mildew 
Tanda-tanda dimulai dengan bercak bulat kecil berwarna keputihan pada permukaan sisi bawah daun. lantas bercak dapat menyatu serta berkembang ke permukaan daun sisi atas hingga daun layaknya diselimuti tepung. pengendalian dengan kimiawi menggunakan fungisida sistemik, perumpamaan bahan aktif yang dapat dipakai yaitu benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, serta fungisida kontak memiliki bahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. 

7. Downy midew 
Ada bercak berwana kuning muda pada permukaan daun yang dibatasi oleh tulang daun, namun pada permukaan sisi bawahnya ada massa spora yang berwarna kehitaman. pada serangan yang kronis berlangsung pembusukan tulang daun yang selanjutnya mengakibatkan tanaman mati. pengendalian dengan kimiawi menggunakan fungisida sistemik, perumpamaan bahan aktif yang dapat dipakai yaitu benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, serta fungisida kontak memiliki bahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. 

8. Antraknosa 
Antraknosa kerap juga diistilahkan dengan nama patek. penyakit ini menyerang seluruh sisi tanaman yang ditandai karenanya ada bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lantas beralih jadi cokelat tua hingga kehitaman. makin lama bercak melebar serta menyatu selanjutnya daun jadi kering. tanda-tanda lain yaitu bercak bulat memanjang berwarna kuning atau cokelat. buah yang diserang dapat terlihat bercak agak bulat serta berlekuk berwarna cokelat tua, di sini cendawan dapat membentuk massa spora berwarna merah jambu. pengendalian dengan kimiawi menggunakan fungisida sistemik, perumpamaan bahan aktif yang dapat dipakai yaitu benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, serta fungisida kontak memiliki bahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. 

9. Kudis ( scab ) 
Serangan pada buah muda dapat terlihat bercak berwarna hijau-cokelatan melekuk ke didalam, sisi tepinya mengeluarkan cairan yang dapat jadi kering layaknya karet. pada buah tua serangan penyakit ini dapat membentuk kudis bergabus yang berwarna cokelat, namun sistem pematangan buah tidak alami kendala. tetapi sesudah dipanen, cendawan dapat aktif serta buah mudah membusuk. pada daun yang diserang dapat tampak bercak cokelat kebasah-basahan serta mengeluarkan lendir. pengendalian dengan kimiawi menggunakan fungisida sistemik, perumpamaan bahan aktif yang dapat dipakai yaitu metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, atau dimetomorf serta fungisida kontak memiliki bahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram.


10. Bercak daun 
Penyakit ini dikarenakan oleh serangan bakteri, berkembang cepat terlebih pada musim hujan. serangan ditandai karenanya ada bercak putih serta bersudut dikarenakan dibatasi tulang daun. lantas bercak beralih jadi cokelat kelabu dan sisi bawah daun mengeluarkan cairan, selanjutnya daun jadi kering. pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik layaknya tembaga. dosis cocok pada kemasan. 

11. Virus 
Virus adalah penyakit yang amat punya potensi menyebabkan kegagalan terlebih pada musim kemarau. tanda-tanda serangan biasanya ditandai dengan perkembangan tanaman yang mengerdil, daun mengeriting serta ada bercak kuning kebasah-basahan. penyakit virus hingga saat ini belum ditemukan penangkalnya. penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melewati vektor atau penular. sebagian hama yang amat punya potensi jadi penular virus salah satunya yaitu thrips, kutu daun, kutu kebul, serta tungau. manusia bisa juga bertindak sebagai penular virus, baik melewati alat-alat pertanian ataupun tangan terlebih pada waktu pemangkasan. sebagian usaha penanganannya virus diantaranya : bersihkan gulma ( dikarenakan gulma punya potensi jadi inang virus ), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman yang telah diserang virus, kebersihan alat serta berikan pemahaman pada tenaga kerja supaya tidak asal-asalan waktu lakukan penanganan pada tanaman. 

Kiat pengendalian hama serta penyakit pada budidaya melon : 

  1. Pengendalian hama gangsir, ulat tanah serta nematoda dikerjakan dengan berbarengan cukup satu kali pemberian insektisida, yakni 1gram per lubang tanam. 
  2. Pengendalian hama ulat grayak, ulat jengkal, thrips, kutu daun, kutu kebul, tungau, kumbang daun serta lalat buah serta penyakit menggunakan pestisida mesti dikerjakan berseling atau penggantian bahan aktif yang tercantum diatas tiap-tiap lakukan penyemprotan ( janganlah menggunakan bahan aktif yang sama dengan berturut-turut ). 


Panen 

Usia panen buah melon amat beragam, yakni pada 55-85 hst ( hari sesudah tanam ). factor yang sangat punya pengaruh pada usia panen yaitu genetik serta lingkungan. buah melon dengan varietas yang tidak sama dapat mempunyai usia panen yang tidak sama juga walaupun ditanam pada situasi lingkungan yang sama. serta sebaliknya, varietas melon yang sama dapat mempunyai usia panen yang tidak sama apabila ditanam pada situasi lingkungan yang tidak sama, terlebih ketinggian area.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar